Social Icons

Halaman

Featured Posts

01 Mei 2013

صحيفة المدينة
(Piagam Madinah)
بسم الله الرحمن الرحيم
هذا كتاب من محمد النبي صلىالله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب ومن تبعهم فلحق بهم وجاهد معهم.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ini adalah piagam dari Muhammad Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal dari) Quraisy  dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.
١. انهم امة واحدة من دون الناس.
Pasal 1
Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komuitas) manusia lain.
٢. المهاجرون من قر يش على ربعتهم يتعاقلون بينهم اخذالدية واعطائها وهم يفدون عانيهم بالمعروف والقسط بين المؤمنين
Pasal 2
Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.

21 Januari 2013

Metode Berpikir Ilmiah

A.     Pendahuluan.
Makalah ini merupakan resume terhadap buku berjudul Filsafat Ilmu, karya Dr. Cecep Sumarna, M.Ag. Pada makalah ini terdapat paparan singkat mengenai suatu persoalan yang sangat vital dalam dunia keilmuan, yaitu metode berpikir ilmiah. Walaupun singkat, makalah ini berupaya menjawab beberapa pertanyaan pokok: “apa itu metode ilmiah?”, “Dari mana metode ini dibangun?”, dan “untuk apa metode ini digunakan dalam dunia ilmiah?”

FILSAFAT ILMU (Bagian 2)


  1. Metafisika.
Kata metafisika berasal dari kata Yunani meta dan physikaMeta artinya sesudah sesuatu atau di balik sesuatu). Physika artinya nyata, konkret dan dapat dijangkau indera. Jadi, metafisika artinya eksistensi di balik sesuatu. Ilmu yang mengkaji metafisika disebut ontologi.
Istilah metafisika dipopulerkan pertama kali oleh Andronicos dari Rhodes sekitar tahun 70 SM. Dalam mengartikan hakikat sesuatu, Aristoteles lebih cenderung menggunakan istilah proto phyloshopia atau first phylosophy (filsafat pertama),  knowledge of cause (pengetahuan tentang sebab akibat), the study of being as being (studi tentang apa adanya), study of the eternal and immovable (studi tentang hal-hal yang abadi dan tidak dapat digerakkan ), dan theology (ilmu yang membincangkan tentang Tuhan dan bagaimana manusia harus berhadapan dengan Tuhan).

FILSAFAT ILMU (Bagian 1)


Makalah ini berisi intisari materi perkuliahan Filsafat Ilmu yang telah berlangsung selama setengah semester pertama kelas Psikologi Pendidikan Islam, Program Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Materi pembahasan dalam makalah ini disajikan tidak berdasarkan urutan waktu penyajian/pembahasannya, melainkan berdasarkan harapan agar terdapat kesinambungan dalam tata pikir penulis yang diungkapkan dalam  makalah ini. Karena itu, bahasan mengenai Estetika sengaja disajikan paling akhir walaupun telah dibahas sebelum Metafisika.
Selain itu, untuk menghasilkan pembahasan yang lebih bermakna, pembahasan yang akan disajikan berikut ini tidak lepas dari upaya untuk menjawab persoalan yang bersifat ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

TRADISI PENGAJARAN KITAB FIQIH SALAF DI PESANTREN


A. Pendahuluan.
Pengajaran kitab salaf – yang lazim disebut kitab kuning[1] -  bukanlah tradisi yang berasal dari Indonesia. Meskipun demikian, tradisi ini mampu bertahan sejak abad XVI. Selama kurang lebih lima abad tradisi ini telah menyatu dengan kehidupan masyarakat pesantren. Padahal selama kurun waktu itu di kalangan umat Islam telah muncul berbagai pemikiran yang sering merupakan kritik terhadap tradisi–tradisi pesantren, khususnya tradisi kitab salaf dalam sistem pendidikannya.
Tradisi kita salaf menunjukkan bahwa signifikansi kitab salaf sangat kuat bagi masyarakat pesantren dalam menjawab berbagai persoalan, khususnya menyangkut persoalan keagamaan. Di samping itu, kuatnya signifikansi kitab salaf di pesantren tentunya berhubunganan erat dengan kontribusinya bagi keberhasilan pengajaran fiqih di pesantren. Sebab, pada kenyataannya tidak semua kitab fiqih salaf digunakan di pesantren. Dengan kata lain, ada proses seleksi yang dilakukan masyarakat pesantren terhadap kitab-kitab fiqih salaf.